About Me

Foto saya
Salt Island, Pamekasanq tercinta, Pamekasan, East Java, Indonesia
I'm not a perfect girl,, I have many lessness,, but I'm not regret of it,, because I can make my self to be the best,better than before,, more and more,,every time...every day,,,insya Allah...
Tampilkan postingan dengan label KIR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KIR. Tampilkan semua postingan

Selasa, 30 Desember 2008

Temuan Dari Peneliti Muda


Para nelayan tampaknya harus banyak belajar pada para siswa untuk mendapat hasil tangkapan ikan lebih banyak. Pasalnya, penelitian ilmiah yang dilakukan sejumlah siswa dalam ajang Kompetisi Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional VI yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan sebuah alternatif untuk mendulang hasil tangkapan ikan lebih banyak lagi. Dalam penelitian yang diajukan para siswa tersebut, penggunaan warna bola lampu memengaruhi jumlah hasil tangkapan. Para nelayan biasanya menggunakan bagang yaitu sebuah alat yang berfungsi untuk mengumpulkan ikan dengan bantuan cahaya lampu petromaks. Sebab, cahaya merupakan sejenis gelombang yang dapat ditangkap oleh indera penglihat ikan. Dalam cahaya yang berbeda, terdapat frekuensi gelombang yang berbeda pula. Warna tertentu dapat memengaruhi pergerakan ikan untuk merespons lebih cepat. Penelitian tersebut dilakukan oleh gabungan siswa dari berbagai daerah. Di antaranya, siswa SMA Nusantara, SMAN I Malimping, SMAN 8 Jogjakarta, MAN I Jogjakarta, SMAN 5 Ambon, SMA Plus Negeri 17 Pelembang, SMAN Batanghari, MAN Insan Cendekia, SMAN 5 Jogjakarta, SMAU BPPT Al Fatah Lamongan, serta Buin Batu National School. Dalam temuannya, penggunaan warna merah dan biru berimplikasi sebagai penarik ikan jauh lebih banyak dibanding warna kuning yang dipancarkan petromaks. Sehingga, jika penggunaan warna merah dan biru itu digunakan nelayan dalam menangkap ikan, dalam waktu singkat bisa menjaring ikan dalam jumlah banyak. Sebab, bagi hewan laut, penglihatan sangat penting untuk berburu dan mempertahankan diri. Tak seperti hewan darat, ikan memiliki lensa mata seperti bola sesuai dengan densitas air tempat mereka hidup. Pada kedalaman lebih dari 300 meter, mata besar seperti gurita diperlukan untuk menangkap kilasan organisme di sekitarnya. Sehingga, banyak terdapat sel biru yang sensitif di dalam retina mata ikan. Di antara warna yang mampu menembus gelombang antara 40 nm hingga 700 nm, yakni warna merah hingga biru ungu. Menurut ketua tim peneliti Catur Nugroho dari SMA Taruna Nusantara, dari hasil penelitiannya, perbedaan hasil tangkapan itu sangat mencolok di antara warna yang berbeda. Untuk warna putih kekuningan dalam waktu tiga menit mampu menambah jumlah ikan sebanyak tujuh ekor, sementara untuk warna merah dalam waktu yang sama bisa menambah ikan sebanyak delapan ekor. Sedangkan untuk warna biru, dalam waktu satu menit justru mampu mendulang ikan hingga 11 ekor. "Ini mungkin bisa bermanfaat bagi para nelayan," harapnya. Sehingga, cahaya lampu petromaks yang biasa digunakan para nelayan pada bagang dapat diganti dengan lampu berwana merah atau biru yang menarik ikan untuk datang ke bagang tersebut. Spektrum warna merah dan biru dapat lebih menarik ikan untuk datang ke bagang dibanding warna putih kekuningan yang dikeluarkan lampu petromaks. "Artinya bisa disimpulkan spektrum berwarna biru merupakan indikasi penarik ikan paling kuat yang dapat membuat ikan berkumpul

Sabtu, 20 Desember 2008

Agar gemar menulis

MERANGSANG SISWA AGAR GEMAR MENULIS

(Artikel ini telah dimuat di Tabloid Pendidikan GOCARA, Edisi 10, Maret 2008, hlm. 22-23, pada Rubrik ”SUARA PENDIDIK”)

Oleh : Muh. Arief Effendi,SE,MSi

Dewasa ini minat para pelajar SMP/SMA terhadap penelitian dan penulisan karya ilmiah masih sangat rendah. Hal ini terbukti belum membudayanya tradisi kepenulisan karya ilmiah dan masih sedikitnya Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) yang terbentuk di sekolah-sekolah, baik tingkat SMP maupun SMA. Karya tulis ilmiah merupakan jenis tulisan dengan menggunakan metodologi tertentu dalam penyusunannya. Dalam hal ini memerlukan analisis data-data hasil penelitian sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Karya ilmiah termasuk jenis tulisan non fiksi. Kelompok Ilmiah remaja (KIR) merupakan suatu kelompok dimana para siswa dengan kesamaan minat pada ilmu pengetahuan berkumpul. Pelajar yang ingin memperdalam ilmu yang didapatnya disekolah dibina melalui KIR secara intensif dalam bimbingan guru. Pembinaan KIR dapat melibatkan praktisi yang berpengalaman yang berasal dari alumni maupun pengurus Komite Sekolah yang memiliki kompetensi keilmuan tertentu. Tujuan utama dibentuknya KIR adalah memberikan wadah bagi para pelajar yang tertarik untuk mengetahui berbagai jenis kejadian, baik yang terjadi di alam maupun dalam kehidupan sehari-hari melalui penelitian dan menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah. KIR di SMP/SMA dapat dikelompokkan atas tiga bidang yaitu Sains /Ilmu Pengetahuan Alam, Sosial & Budaya dan Teknologi.

Lomba KIR

Berbagai jenis lomba tentang KIR yang diselenggarakan di berbagai sekolah / kampus, instansi / lembaga pemerintah mapun pihak prusahaan swasta & BUMN yang menaruh minat dalam pengembangan penelitian bagi pelajar SMP / SMA, sebagai berikut :
1. Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR)
LKIR diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia & Televisi Republik Indonesia (LIPI-TVRI) setiap tahun menjelang perayaan HUT Proklamasi RI. LKIR dapat diikuti oleh siswa tingkat SMP dan SMA dari seluruh Indonesia. LKIR dibagi berdasar 3 (tiga) pokok bahasan terkait, yaitu bidang Ilmu Pengetahuan Sosial & Kemanusiaan (IPSK), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPT). Melalui LKIR ini diharapkan dapat dijaring calon-calon peneliti muda yang berbakat. Mereka adalah remaja yang kreatif dan inovatif dalam menuangkan gagasannya. Minat untuk melakukan penelitian di kalangan remaja memang bisa tumbuh pada siswa tingkat SMP / SMA, dimanapun mereka berada. Beberapa pelajar yang sering mempertanyakan sesuatu hal secara mendalam, biasanya memiliki naluri yang kuat untuk meneliti.

Prinsip dasar dari suatu penelitian adalah adanya keingintahuan yang diwujudkan dalam berbagai pertanyaan. Apabila pelajar tersebut tergerak untuk mengembangkan keingintahuan itu dengan membuat serangkaian hipotesis, mengujinya dengan fakta yang dikumpulkan, kemudian menyusunnya dalam sebuah karya yang sistematis, maka dapat menghasilkan suatu karya ilmiah. Tentu saja tidak dapat dibandingkan sistematika KIR seorang remaja yang masih duduk di bangku SMP/SMA dengan skripsi seorang sarjana. Namun, tidak tertutup kemungkinan gagasan penelitian remaja lebih cemerlang, orisinal, dan berguna bagi masyarakat. Tujuan diselenggarakan LKIR, antara lain :
a.
Memberi kesempatan kepada remaja (pelajar) untuk menerapkan ilmu yang pernah dipelajari terhadap masalah yang dihadapi sehari-hari.
b.
Menimbulkan minat para remaja (pelajar) untuk melatih diri dalam menghadapi tantangan lingkungan yang berubah-ubah dan mencari cara untuk menghadapi tantangan.
c.
Membentuk watak yang menghormati kejujuran, ketekunan dan kecermatan, serta berpandangan terbuka karena watak itulah yang harus dimiliki seorang peneliti.
2. LPIR
Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional setiap tahun secara rutin sejak tahun 1977. Sebelumnya lomba tersebut dinamakan Lomba Karya Ilmu Pengetahuan untuk Remaja. Tujuan LPIR untuk meningkatkan daya nalar, mengasah serta menguji kreativitas pelajar SMP /SMA. Melalui LPIR diharapkan dapat menggugah minat remaja untuk melakukan penelitian. Ruang lingkup penelitian antara lain bidang pertanian, biologi, matematika, fisika terapan, kimia terapan, sosiologi, antropologi, lingkungan, dan sosial-budaya. Pihak Pimpinan Proyek Pengembangan Wawasan Keilmuan Direktorat Pendidikan Menengah Umum (Dikmenum) telah mengirim brosur ke seluruh SMP/SMA di Tanah Air. Bahkan, Dinas Pendidikan tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota pun telah diminta untuk mensosialisasikan LPIR tersebut.
3. LKTI
Beberapa perusahaan baik swasta maupun BUMN, Instansi Pemerintah tingkat Pusat , Provinsi dan Kabupaten / Kodya serta kampus perguruan tinggi juga sering mengadakan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dengan topik khusus, misalnya perkoperasian, lingkungan hidup, penyalahgunaan narkoba, kesehatan reproduksi bagi remaja dan lain-lain.Sebagai Ketua Komite Sekolah, penulis telah memberikan pelatihan teknik penulisan karya tulis ilmiah dan sosialisasi KIR bagi pelajar SMP awal tahun 2007 yang lalu. Ternyata banyak pelajar SMP yang belum mengetahui seluk beluk karya ilmiah. Oleh karena itu wajar, jika mereka masih belum bisa menulis suatu karya ilmiah, karena pengetahuan tentang karya tulis ilmiah masih terbatas.

Untuk meningkatkan minat penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah di kalangan pelajar SMP/SMA , dapat ditempuh beberapa langkah sebagai berikut :
1.
Perlu dilakukan pelatihan (workshop) tentang penelitian dan teknik penulisan karya ilmiah bagi pelajar SMP/SMA secara periodik untuk meningkatkan ketrampilan dalam menghasilkan karya tulis ilmiah.
2.
Pihak pimpinan sekolah & dewan guru agar membentuk KIR sesuai dengan minat para pelajar, memberikan dorongan untuk melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah.
3.
Pihak pimpinan sekolah melakukan pembinaan secara periodik terhadap KIR yang sudah terbentuk dengan mengikutsertakan dalam lomba / kompetisi baik tingkat lokal, nasional maupun internasional.

Penulis adalah Pemerhati Pendidikan, Ketua Komite Sekolah sebuah SMP Swasta (SMPIT-RJ).