About Me

Foto saya
Salt Island, Pamekasanq tercinta, Pamekasan, East Java, Indonesia
I'm not a perfect girl,, I have many lessness,, but I'm not regret of it,, because I can make my self to be the best,better than before,, more and more,,every time...every day,,,insya Allah...
Tampilkan postingan dengan label Iptek. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Iptek. Tampilkan semua postingan

Minggu, 28 Desember 2008

Teknik Baru Mengungkap Rahasia Plasma

Para peneliti Universitas British Columbia (UBC) mengembangkan sebuah teknik yang dapat membawa ilmuwan satu langkah lebih maju dalam mengungkap rahasia dari bentuk materi terbesar di alam ini (plasma − red).

Plasma − atau gas yang terionisasi − dapat ditemukan di bola lampu, ataupun di ledakan nuklir. Bagian atas atmosfer bumi adalah plasma, sebagaimana petir dan semua bintang yang menerangi langit di waktu malam.

Hampir seratus tahun, fisikawan bekerja untuk mengembangkan teori- teori matematika berkaitan dengan keadaan plasma, tetapi pengetahuan terperinci tentang plasma dan dinamika interaksinya sulit untuk dipahami. Plasma convensional bersifat panas, komleks dan sulit untuk dikarakterisasi baik di alam maupun di laboratorium.

Baru-baru ini, sejumlah kecil laboratorium telah mulai mengembangkan plasma kelas baru yang sangat sederhana sehingga menjanjikan untuk membawa pemahaman kita ke tingkat yang baru. Disebut sebagai plasma lewat dingin, sistem ini dimulai dengan atom yang terperangkap, didinginkan sampai beberapa derajat di atas nol abosolut, untuk menciptakan awan ion dan elektron yang berada dalam keadaan hampir diam. Dengan kontrol ini, peneliti dapat mempelajari langkah-langkah dasar bagaimana plasma terlahir dan bertumbuh.

Untuk pertama kalinya, para peneliti UBC telah menemukan cara untuk menciptakan plasma lewat dingin dari molekul. Dimulai dengan sample gas yang didinginkan dalam pemancar molekuler supersonic, sebuah kelompok yang dipimpin Ed Grant, professor dan kepala Fakultas Kimia UBC, menciptakan sebuah plasma nitric oxide dengan temperatur ion dan elektron sedingin plasma yang diciptakan dari atom yang terperangkap.

Plasma ini bertahan selama 30 mikrodetik atau lebih, tidak seperti atom, ion-ion molekuler dapat terdisasosiasi secara cepat melalui rekombinasi dengan electron.”Adalah keajaiban bahwa plasma kami bisa terbentuk sama sekali,” ujar Grant.”Kami pikir partikel bermuatan tinggi yang kami ciptakan ikut campur dalam rekombinasi ion − elektron.”

Teknik mereka yang dijelaskan secara rinci dalam edisi terbaru jurnal Physical Review Letters, tidak hanya memproduksi plasma dengan muatan 3 kali lebih padat dari yang dibuat dengan atom yang terperangkap, tetapi juga terlihat mencapai tingkat korelasi yang lebih tinggi, sebuah faktor yang mendeskripsikan gerakan menyerupai cairan yang terjadi.

“Molekul mewakili cawan suci dari sains lewat dingin,” kata Grant.”Kemampuan untuk tidak menggunakan teknik atom terperangkap memberi kami kebebasan dan dapat menuntun seluruh ilmu bidang fisika ke arah yang baru.”

Grant menambahkan bahwa pemahaman lebih lanjut tentang plasma lewat dingin pada tingkat molekuler dapat membuka pengetahuan baru tentang planet planet gas(Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus di tata surya kita), bintang White
Darf, proses fusi termonuklir dan sinar X-.

Sumber : www.chem-is-try.org

Keajaiban Numerik Al-Quran

Al Qur’an juga mengandung keajaiban numerik.Penyisipan angka “19” secara terkode dalam ayat-ayat tertentu, dan jumlah pengulangan kata-kata tertentu merupakan contohnya.

Pengulangan kata: Di dalam Al-Qur’an, beberapa kata diulang-ulang dengan jumlah pengulangan yang sama. Misalnya:

1. Frasa “tujuh langit” diulang sebanyak 7 kali.

2. Kata “dunia” dan “akhirat” sama-sama diulang sebanyak 115 kali.

3. Kata “hari” diulang sebanyak 365 kali, sementara kata “bulan” diulang sebanyak 12 kali.

4. Kata “iman” (tanpa melihat jenis kelamin) diulang sebanyak 25 kali di sepanjang Al-Qur’an. Demikian pula kata “khianat” (suami terhadap istri atau sebaliknya) dan kata “kufur” (menutupi kebenaran).

5. Jika kita hitung kata “katakanlah”, jumlahnya ada 332. Akan didapat Jumlah yang sama jika kita menghitung jumlah pengulangan frase “mereka berkata/mengatakan”.

6. Kata “setan” digunakan sebanyak 88 kali. Kata “malaikat” pun diulang sebanyak 88 kali.

Keajaiban angka 19: Angka 19 disebut dalam Al-Qur’an dalam pernyataan tentang neraka: “Ia dijaga oleh sembilan belas penjaga.” (Surat Al-Mudatsir: 30).Angka ini juga dikodekan dalam ayat Qur’an lainnya. Misalnya:

“Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Kalimat yang kita temui pada setiap permulan surat ini memiliki 19 huruf.

Al-Qur’an terdiri dari 114 surat; angka 114 merupakan kelipatan dari 19, sama dengan 6 dikali 19.

Ada banyak angka kelipatan 19 lainnya:

Jumlah kata “Allah” dalam Al-Qur’an adalah 2698 (19 x 142);

Jumlah kata “Maha Penyayang” dalam Al-Qur’an adalah 114 (19 x 6);

Jika kita tambahkan semua angka dalam Al-Qur’an (tanpa menghitung pengulangannya), kita akan mendapatkan angka 162.146, yakni 19 x 8534;

Surat pertama yang diwahyukan terdiri dari 19 ayat.

Banyak contoh lain yang tak terhitung jumlahnya.

Rahasia DNA, By Harun Yahya


SEBUAH TONGGAK UTAMA DALAM SEJARAH KEMANUSIAAN

Saat ini adalah tonggak utama dalam sejarah, di mana filsafat materialis yang pernah dipaksakan oleh banyak manusia dengan kedok sains, secara ironis diruntuhkan oleh sains itu sendiri.
Materialisme, filsafat yang berkeyakinan bahwa segala sesuatu terbentuk dari materi dan menolak keberadaan Tuhan, tak lain dari versi terkini dari keberhalaan. Pemuja berhala di masa silam biasa menyembah benda-benda tak hidup seperti tiang totem dari kayu atau batu dan menganggapnya sebagai tuhan. Filsafat materialis, di lain pihak, mendasarkan klaimnya pada kepercayaan bahwa manusia dan semua makhluk lain diciptakan oleh atom dan molekul. Menurut pandangan takhyul ini, atom yang tak hidup entah bagaimana mengorganisasikan dirinya sendiri dan lama-kelamaan memperoleh kehidupan dan kesadaran, dan pada akhirnya membawa kehadiran manusia. Keyakinan takhyul materialisme ini disebut "evolusi".

Kepercayaan terhadap evolusi, yang pertama kali diperkenalkan dalam budaya berhala bangsa Sumeria kuno dan Yunani kuno, dihidupkan kembali pada abad ke-19 oleh sekelompok ilmuwan materialis dan dibawa ke agenda dunia. Charles Darwin adalah yang tokoh paling terkenal di antara mereka. Teori evolusi yang dikembangkannya telah membuang-buang waktu dunia sains selama 150 tahun, dan walaupun cacatnya diketahui luas, sampai sekarang terus dipertahankan semata karena alasan ideologis.
Namun, sebagaimana disebutkan sebelumnya, saat ini, materialisme tengah mengalami keruntuhan yang menghebohkan. Seringkali dinyatakan bahwa ada tiga ahli teori materialis yang mengarahkan abad ke-19: Freud, Marx and Darwin. Teori dari dua orang pertama telah dikaji, diuji, dan terbukti tidak sahih, lalu ditolak di abad ke-20. Sekarang, teori Darwin juga sedang menuju keruntuhan.

Beberapa perkembangan penting pada bulan Juni 2000 lalu telah mempercepat keruntuhan besar materialisme.

Pertama, para ilmuwan yang melakukan percobaan untuk melewati kecepatan cahaya membuat penemuan yang menjungkirbalikkan semua premis ilmiah. Di dalam sebuah percobaan di mana kecepatan cahaya dilampaui berkali-kali, para ilmuwan mengamati dengan takjub bahwa pengaruh percobaan terjadi sebelum sebabnya. Ini merupakan kekalahan klaim "kausalitas" yang dikemukakan sebagai dasar pandangan materialis, di abad ke-19.

Subjek ini diuraikan pada sebuah surat kabar dengan tajuk "Telah terbukti bahwa akibat tanpa sebab adalah mungkin dan bahwa akhir sebuah kejadian dapat terjadi sebelum awalnya". Sudah tentu, terjadinya akibat suatu aksi sebelum aksi yang tampaknya merupakan penyebabnya, adalah bukti ilmiah bahwa semua kejadian diciptakan secara terpisah. Ini secara total menghancurkan dogma materialis.

Beberapa pekan setelahnya, terungkap bahwa Archaeopteryx, sebuah fosil burung yang diajukan sebagai "bukti fosil paling penting" oleh para Darwinis selama lebih dari satu abad, sebenarnya bukanlah bukti teori itu, tapi menyerangnya. Ketika ditemukan fosil lainnya, yang sekitar 75 juta tahun lebih tua dari fosil yang diduga sebagai "nenek moyang primitif dari burung" ini, dan ternyata tidak berbeda dari burung modern, para evolusionis pun terguncang. Pada tanggal 25 Juni 2000, bahkan sebuah jurnal yang biasa menampilkan Archaeopteryx sebagai "nenek moyang primitif dari burung" terpaksa melaporkan berita itu dengan tajuk "Nenek Moyang Burung Terbukti Seekor Burung".

Akhirnya, Projek Genom Manusia, sebuah upaya untuk membuat bagan dari peta kasar genom manusia, rampung dan berbagai detail dari "informasi genetik", yang menyoroti betapa unggulnya makhluk hidup penciptaan Tuhan, telah terungkap bagi manusia. Kini, setiap orang yang memikirkan hasil dari projek ini dan mengetahui bahwa sebuah sel manusia mengandung informasi yang mencukupi untuk disimpan ribuan halaman ensiklopedia, dapat memahami betapa ini merupakan keajaiban besar penciptaan.

Walau begitu, para evolusionis mencoba untuk menyalahtafsirkan perkembangan terakhir ini, yang sebenarnya menentang mereka, dan menampilkannya sebagai bukti dari "evolusi". Karena tidak mampu menjelaskan bagaimana rantai DNA dari sebuah bakteri kecil berasal mula, para evolusionis mencoba untuk menyampaikan pesan seperti "gen manusia menyerupai gen binatang". Pesan-pesan seperti ini tidak akurat dan tidak memiliki nilai ilmiah sedikit pun. Mereka dibuat untuk menyesatkan publik. Sementara, sejumlah lembaga media, karena ketidaktahuannya akan subjek tersebut dan pendekatan mereka yang berpraduga, menyangka bahwa Projek Genom Manusia memberikan "bukti evolusi" dan berupaya menampilkannya demikian.

Dalam buku ini dijelaskan kesalahan konsepsi para evolusionis di atas, juga sifat tidak masuk akal dan dangkal dari keberatan yang diajukan terhadap penciptaan. Sebagai tambahan, diungkapkan secara lugas kerasnya pukulan dari penemuan-penemuan terbaru terhadap Darwinisme.

Saat membaca buku ini, Anda pun akan memahami bahwa filsafat materialis yang mengingkari Tuhan akan menemui ajalnya dan bahwa di abad ke-21, kemanusiaan akan kembali kepada tujuan sebenarnya dari penciptaan mereka, begitu dilepaskan dari kebohongan seperti evolusi.


Jumat, 26 Desember 2008

Peneliti Indonesia Luncurkan Scanner 4D Pertama di Dunia

Kelompok peneliti Indonesia yang tergabung dalam grup riset di CTECH Centre for Tomography Research (CTECH LABS), Edwar Technology (PT), Tangerang, Banten, untuk pertama kalinya melakukan rilis prototype sistem scanner 4D untuk reaktor kimia yang pertama di dunia. Rilis sistem pemindai proses kimia ini dilakukan di Ohio State University, Columbus, Ohio, Amerika Serikat pada tanggal 6 Nopember 2008. Sistem pemindai yang terdiri dari sistem sensor, sistem akuisisi data dan komputer yang mengontrol dan memproses data untuk diolah menjadi citra volumetrik tiga dimensi (3D) secara real time ini seluruhnya diproduksi oleh ilmuwan Indonesia di CTECH Labs, PT. Edwar Technology, Tangerang, Banten. 

Alat pemindai reaktor kimia ini berbasis teknologi electrical capacitance volume tomography (ECVT) generasi kedua yang telah dipatenkan oleh DR. Warsito yang merupakan kepala riset di CTECH Labs. Generasi kedua ECVT ini mampu melakukan pemindaian dengan kecepatan tinggi sehingga bisa melihat secara langsung proses yang terjadi di dalam reaktor kimia tertutup secara 3D dan real time. Grup riset dari Ohio State University di bawah Prof. LS Fan adalah pengguna pertama di dunia sistem ini dan akan digunakan untuk melakukan studi tingkah laku partikel dan gas di dalam reaktor kimia untuk mengembangkan energi baru pengganti minyak bumi. Prof. Fan adalah ketua konsorsium penelitian teknologi pemrosesan minyak yang beranggotakan top scientists dari hampir seluruh perusahaan minyak terkemuka di dunia seperti ExxonMobile, Shell, BP, hingga Air Product dan Dow Chemical. Hasil dari pencitraan 4D dengan ECVT ini akan mengisi salah satu sesi utama dalam acara pertemuan 100 Tokoh Dunia dalam Teknik Kimia sejak Perang Dunia II mulai tanggal 16 Nopember di Philadelpia, AS, yang diselenggarakan oleh American Institute of Chemical Engineers (AIChE), yang mana Prof. Fan terpilih menjadi salah satu dari 100 tokoh tersebut.

Rilis sistem scanner 4D generasi kedua di Ohio State University ini akan mengawali pemasaran produk teknologi ini di Amerika dan Canada melalui partner bisnis PT. Edwar Technology di Amerika, yaitu Tech4Imaging Company yang berpusat di Ohio. Sebelumnya system ECVT generasi pertama juga telah digunakan terutama di Ohio State University, dan juga perusahaan B&W, Ohio, AS dan Cambridge University, Inggris. Selain di Ohio State University, generasi kedua sistem ECVT juga akan dipasang di Morgantown National Laboratory milik Department of Energy, AS. PT. Edwar Technology juga sedang menangani pesanan sistem generasi kedua ini yang dilakukan oleh Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Nanyang Technological 
University (NTU), Singapore. 

Kelompok peneliti di CTECH Labs terus mengembangkan teknologi ini untuk aplikasi di berbagai bidang mulai dari proses kimia, medis dan nano-teknologi. Bersamaan dengan rilis produk ini juga diajukan aplikasi paten teknologi ECVT resolusi tinggi ke kantor paten AS yang akan menjadi prototype sistem ECVT generasi ketiga yang merupakan basis aplikasi ECVT di dunia medis. CTECH Labs dalam waktu dekat juga merencanakan untuk merilis sistem nano-tomography yang pertama di dunia yang merupakan aplikasi ECVT di bidang nano-teknologi. CTECH Labs juga telah mengikat kerjasama pengembangan teknologi tomography dengan Ohio State University (AS) dan National Laboratory of Physics and Chemistry (RIKEN), Jepang. 

PRESS RELEASE, Columbus, Ohio, AS, 6 Nopember 2008. 
Sumber: CTECH Centre for Tomography Research, EdWar Technology, PT. Links: www.edwartechnology.com; www.tech4imaging.com

Selasa, 23 Desember 2008

"Pionir" Penjelajahan Antar Planet


Sinyal dari Pioneer 10, wahana antariksa pertama yang melintasi planet Jupiter akhirnya kembali terlacak setelah sebelumnya menghilang selama delapan bulan. Sinyal yang dikirim oleh wahana yang kini berada lebih dari 7 milyar mil dari bumi (sekitar 12,6 milyar km), dalam pengembaraan keluar tatasurya itu diterima oleh stasiun pelacak di Madrid, Spanyol pada 28 April 2001.

Pioneer adalah nama yang diberikan untuk serangkaian wahana antariksa untuk eksplorasi tata surya yang diluncurkan oleh Amerika Serikat. Empat wahana Pioneer yang pertama, diluncurkan dalam tahun-tahun 1958 dan 1959 dengan tujuan Bulan dan kesemuanya menemui kegagalan. Pioneer 5 sampai 9 diluncurkan antara tahun 1960 dan 1968 merupakan wahana antarplanet dengan misi pengamatan kegiatan Matahari.

Pioneer 10 diluncurkan pada tanggal 2 Maret 1972, dengan Roket peluncur Atlas/Centaur/TE364-4. Peluncurannya menandai penggunaan untuk pertama kalinya kendaraan peluncur bertingkat tiga. Roket tingkat ketiga dibutuhkan untuk meluncurkan Pioneer 10 pada kecepatan 51,810 km/jam yang dibutuhkan untuk terbang ke Jupiter, cukup cepat untuk mencapai Bulan dalam waktu 11 jam dan melintasi orbit planet Mars dalam waktu hanya 12 minggu. Hal ini mencatatkan Pioneer sebagai benda buatan manusia tercepat yang meninggalkan Bumi.

Pioneer 10 mencapai Jupiter pada jarak 130.354 km dari permukaan awan planet raksasa tersebut pada 3 Desember 1973. Dalam perlintasannya dengan Jupiter, Pioneer 10 mengirimkan gambar jarak dekat (close-up) pertama dari planet tersebut. Selepas planet Jupiter, Pioneer 10 diarahkan keluar dari tata surya dengan misi untuk mempelajari partikel energi dari matahari (juga dikenal sebagai angin surya) dan sinar kosmis yang memasuki wilayah tata surya kita di galaksi Bimasakti.

Akan halnya Pioneer 11, wahana yang diluncurkan pada 5 April 1973 tersebut berhasil mengambil gambar dari bintik merah di permukaan Jupiter yang diperkirakan menandai lokasi sebuah badai besar yang permanen dalam atmosfer Jupiter pada tanggal 2 Desember 1974 dan juga berhasil mendeteksi massa dari salah satu bulan Jupiter, Callisto. Pioneer 11 melanjutkan perjalanannya menuju Saturnus yang berhasil dicapai pada 1 September 1979 dan terbang sejauh 21.000 km dari Saturnus serta mengambil gambar jarak dekat yang pertama dari planet Tersebut.

Selepas Saturnus, Pioner 11 melanjutkan pengembaraannya keluar dari tata surya hingga pada bulan September 1995 ketika sumber tenaganya mulai melemah, Pioner 11 tidak dapat lagi melakukan observasi ilmiah sehingga operasi rutin misinya dihentikan. Saat itu Pioneer 11 berada pada jarak 6,5 milyar km dari Bumi dimana sinyal radio yang merambat dengan kecepatan cahaya membutuhkan waktu lebih dari 6 jam sebelum mencapai bumi, sementara pergerakan bumi tidak dapat dicakup oleh antena yang ada pada Pioneer 11. Komunikasi dengan Pioneer 11 terhenti sama sekali pada bulan November 1995. Wahana tersebut tidak dapat diarahkan kembali ke Bumi karena kurangnya sumber daya. Tidak diketahui apakah hingga saat ini Pioneer 11 masih mengirimkan sinyalnya. Sejauh ini tidak ada rencana untuk melakukan upaya pelacakan.